Keberanian mengerjakan 'rethinking of our Nation', 'rethinhking of our home', 'rethinking of our history', 'our past-now-and our future' adalah soal-soal yang prinsipil.
Sama halnya dg kritik Sukarno kepada 'kalangan tua' mengenai 'Pemahaman mereka akan Islam' yg sudah tua dan usang itu maka barangkali ADA APA-APA dengan kita punya pengertian dan perilaku kebangsaan.
Di tulisan Sukarno yg 34 halaman itu jg diutarakan sebuah pribahasa Belanda :
"Siapa yang memegang pemuda pada hari ini sekarang, dia juga akan memegang hari kemudia"
Peribahasa itu Sukarno balikkan menjadi : "Siapa yang menggenggam hari kemudian di dalam tangannya, dialah yang digemari pemuda hari sekarang"
"Siapa yang memegang pemuda pada hari ini sekarang, dia juga akan memegang hari kemudia"
Peribahasa itu Sukarno balikkan menjadi : "Siapa yang menggenggam hari kemudian di dalam tangannya, dialah yang digemari pemuda hari sekarang"
Bs saya ambilkan pengertian pertentangan dewasa ini adalah antara 'sisa-sisa didikan jaman Sukarno' VS 'generasi didikan jaman Suharto'.
Padahal hari kemudian itu akan dikerjakan oleh generasi yang mempunyai pengertian yang paling baru tentang bangsanya sendiri-tentang dunia yang dihuninya.
Banyak nilai luhur yang pokok-pokok perlu menjadi pegangan, tetapi banyak juga yang usang untuk dibuang.
Gambaran cita-cita hari kemudian ini yang menjadi legitimasi kuat antara Pemimpin sekarang dg Para Pemuda hari sekarang dalam menyongsong hari kemudian.
dlcibro123@gmail.com
dlcibro123@gmail.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar