Sabtu, 10 Juni 2017

Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila pada 1 Juni

Sejarah Singkat Lahirnya Pancasila pada 1 Juni

dlcibro123@gmail.com
LAHIRNYA Pancasila adalah judul pidato yang disampaikan oleh Soekarno dalam sidang Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan”) pada tanggal 1 Juni 1945. Dalam pidato inilah konsep dan rumusan awal “Pancasila” pertama kali dikemukakan oleh Soekarno sebagai dasar negara Indonesia merdeka. Pidato ini pada awalnya disampaikan oleh Soekarno secara aklamasi tanpa judul dan baru mendapat sebutan “Lahirnya Pancasila” oleh mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat dalam kata pengantar buku yang berisi pidato yang kemudian dibukukan oleh BPUPK tersebut.
Menjelang kekalahan Tentara Kekaisaran Jepang di akhir Perang Pasifik, tentara pendudukan Jepang di Indonesia berusaha menarik dukungan rakyat Indonesia dengan membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (bahasa Indonesia: “Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan” atau BPUPK, yang kemudian menjadi BPUPKI, dengan tambahan “Indonesia”).
Badan ini mengadakan sidangnya yang pertama dari tanggal 29 Mei (yang nantinya selesai tanggal 1 Juni 1945). Rapat dibuka pada tanggal 28 Mei 1945 dan pembahasan dimulai keesokan harinya 29 Mei 1945 dengan tema dasar negara. Rapat pertama ini diadakan di gedung Chuo Sangi In di Jalan Pejambon 6 Jakarta yang kini dikenal dengan sebutan Gedung Pancasila. Pada zaman Belanda, gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (bahasa Indonesia: “Perwakilan Rakyat”).
Setelah beberapa hari tidak mendapat titik terang, pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mendapat giliran untuk menyampaikan gagasannya tentang dasar negara Indonesia merdeka, yang dinamakannya “Pancasila”. Pidato yang tidak dipersiapkan secara tertulis terlebih dahulu itu diterima secara aklamasi oleh segenap anggota Dokuritsu Junbi Cosakai.
Selanjutnya Dokuritsu Junbi Cosakai membentuk Panitia Kecil untuk merumuskan dan menyusun Undang-Undang Dasar dengan berpedoman pada pidato Bung Karno tersebut. Dibentuklah Panitia Sembilan (terdiri dari Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Mr. AA Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso,Abdul Kahar Muzakir, Agus Salim, Achmad Soebardjo, Wahid Hasjim, dan Mohammad Yamin) yang ditugaskan untuk merumuskan kembali Pancasila sebagai Dasar Negara berdasar pidato yang diucapkan Bung Karno pada tanggal 1 Juni 1945, dan menjadikan dokumen tersebut sebagai teks untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Setelah melalui proses persidangan dan lobi-lobi akhirnya rumusan Pancasila hasil penggalian Bung Karno tersebut berhasil dirumuskan untuk dicantumkan dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945, yang disahkan dan dinyatakan sah sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh BPUPKI.
Dalam kata pengantar atas dibukukannya pidato tersebut, yang untuk pertama kali terbit pada tahun 1947, mantan Ketua BPUPK Dr. Radjiman Wedyodiningrat menyebut pidato Ir. Soekarno itu berisi “Lahirnya Pancasila”. |Dari berbagai sumber.

Rabu, 07 Juni 2017

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KOMISARIS KOMISARIAT FAKULTAS EKONOMI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA ( GMNI )

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN
KOMISARIS KOMISARIAT FAKULTAS EKONOMI
GERAKAN MAHASISWA NASIONAL INDONESIA ( GMNI )
UNIVERSITAS DARMA AGUNG
MEDAN 2015-2017

I.     PENDAHULUAN

           Puji syukur kepada tuhan yang maha esa, yang telah memberikan petunjuk dan pertolongan kepada kita sehingga selama kepengurusan GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA yang berjalan dengan penuh badai dilema namun dalam kesempatan kali ini masih tetap diberi kekuatan dan kesempatan untuk melaksanakan laporan pertanggungjawaban
            Dalam momentum MUSYANGKOM (musyawarah anggota komisariat) yang merupakan musyawarah  tertinggi di tingkatan komisariat merupakan masa akhir perjuangan kami untuk menjalankan roda kepengurusan GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA , dari momentum ini kami mengajak bung dan sarinah untuk berfikir jernih  dalam memberikan kritik dan saran dari hasil kinerja kepengurusan GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA masa perjuangan 2015-2017 yang telah diamanatkan kepada kami, sehingga hasilnya dapat menjadi pertimbangan terhadap perjalanan melangkah kedepan yang lebih baik pada kepengurusan yang akan datang.
Setiap detik kian berubah menjadi menit, setiap menit berjalan menjadi jam, setiap jam melaju menjadi hari, minggu menjadi bulan dan tahun, dan waktu itulah yang telah kita lewatkan bersama dalam sebuah keluarga yang teramat kita cintai yakni GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA. Tidak terasa perjalanan  yang mengiringi putaran waktu, telah membawa kita pada akhir dari sebuah periode kepemimpinan dan tibalah pula pada waktunya kami atas nama pengurus GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA melaporkan segala bentuk kerja dan kinerja selama satu periode.
Kami menyadari akan banyaknya kekurangan dan kesalahan dalam mengelola serta menjalankan roda keorganisasian  GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA ini. Dengan momentum MUSYANGKOM maka kami mengajak saudara untuk mengevaluasi akan kinerja kami dan organisasi di masa depan, dan kami mempunyai keyakinan dari hasil evaluasi ini akan membawa kemajuan bagi GmnI kedepan.
Restrukturisasi merupakan forum permusyawaratan yang harus di selanggarakan oleh organisasi. MUSYANGKOM  merupakan puncak dalam masa perjuangan setiap periode yang diselenggarakan satu tahun sesuai AD/ART. Di forum inilah diberi hak untuk menilai , mengevaluasi sejauh mana program yang telah kami laksanakn sesuai dengan harapan kita bersama. Untuk itu kami mengajak saudara untuk berfikir jernih dalam memberikan saran sekaligus mengevaluasi  kegiatan yang telah dilakukan oleh kepengurusan kami sehingga kesimpulan yang telah dihasilkan dapat dijadikan evaluasi untuk kepengurusan yang akan datang.
II.        Kondisi Obyektif
2.1 .     Kondisi Internal
Kejenuhan, kurang koordinasi dan komunikasi adalah sesuatu yang lumrah dan sangat-sangat familiar yang hinggap dalam sebuah organisasi, dan hal itu pula terkadang menjadi permasalahan yang kami hadapi selama kepengurusan ini. Stagnasi kepengurusan secara internal sangat berpengaruh pada perkembangan organisasi GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA Sehingga dalam perjalanannya GmnI diibaratkan bukan seperti organisasi yang diharapkan melainkan sebuah perkumpulan yang masih perduli pada GmnI.
Dalam perjalanannya, dalam tubuh  kepengurusan GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA banyak permasalahan dan dinamika yang terjadi, mulai dari kurangnya kompetensi dan  kepercayaan diri dari sang pemimpin, kurangnya kepedulian terhadap organisasi hingga kejenuhan dari para anggota  menjadi pokok permasalahan sehingga banyak hal yang terjadi dalam periode kami yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.Namun, masih ada hal yang patut di Syukuri bahwasanya kader – kader  GmnI merupakan kader yang militan dan penuh semangat sehingga setidak-tidaknya ada sebuah modal yang cukup berharga dalam rangka pengembangan GmnI kedepan.
 Pengurus GmnI komisariat Fakultas Ekonomi UDA ini semuanya berjumlah ……….. orang. Dalam perjalanannya dari ……. orang tersebut memang tidak semuanya aktif, namun  hanya beberapa pengurus yang masih mau berjuang demi kelangsungan organisasi. Hal ini memang sudah menjadi sebuah kewajaran bahwa dalam suatu organisasi setiap individu terbagi menjadi 3 jenis yaitu Upward Mobile yaitu The organization man atau orang yang bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi Ambivalent yakni orang yang kadang-kadang rajin kadang-kadang malas Indifferent yaitu orang yang tidak/kurang peduli terhadap organisasi. Hal ini menunjukan bahwa dalam sebuah kepengurusan organisasi dalam tubuh organisasi kadang tidak semua personilnya bisa aktif. Oleh karena itu semoga kedepan kawan-kawan yang mengembann amanah untuk menjadi pengurus agar lebih aktif lagi demi kemajuan organisasi.

2.2 .     Kondisi eksternal
            Berbicara tentang kondisi ekternal organisasi GmnI Komisariat Fakultas Ekonomi Universitas Darma Agung tentunya tidak terlepas dari dinamika kehidupan kampus, dan organisasi intra kampus.
Banyaknya kader kami yang berkecimpung aktiv di kampus membuat posisi GmnI menjadi ajang yang strategis untuk menjaga nama baik dan mengibarkan bendera selebar – lebarnya. Namun hal tersebut kadang menjadi boomerang bagi organisasi untuk meneruskan langkahnya dalam kepengurusan organisasi GmnI kedepan sehingga GmnI sering di duakan.

III.       Kondisi Realitas
Menurunnya semangat berlembaga terkhusus kepada pengurus GmnI itu sendiri, menjadi tantangan tersendiri bagi kami yang mengakibatkan sulitnya menemukan titik terang dalam kepengurusan, kurangnya budaya membaca sehingga wacana wacana kurang tersampaikan,

5.    Laporan surat menyurat
terlampir
6.    Susunan Pengurus
terlampir
7.    Laporan program
terlampir
8.    Laporan keuangan
       ………...
9.    Penutup
Demikian laporan pertanggungjawaban ini kami buat dengan apa adanya. Sesungguhnya pertanggungjawaban bukan hanya di atas kertas, karena kami menyadari betul bahwa dalam mengemban amanah kepengurusan selama satu periode dalam kinerjanya begitu banyak meninggalkan kekurangan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya khususnya kepada pengurus GmnI komisariat yudharta dan umumnya kepada kader – kader kebanggan kami. Dan tak lupa pula kami sampaikan ucapan terimakasih yang sebesarr-besarnya kepada pengurus khususnya yang telah bekerjasama dalam menyukseskan setiap agenda organisasi dan kepada kawan-kawan kader GmnI kami sampaikan pula terimakasih banyak atas segala bantuannya. Juga tak lupa pula kami sampaikan juga ucapan terimakasih kami kepada DPC dan sesepuh GmnI kom. Yudharta yang selalu setia membimbing dan mengarahkan kami.
Semoga segala tetesan keringat yang yang senantiasa menghiasai dalam detik-detik perjuangan ini dinilai ibadah dimata Yang Maha Kuasa dan bermanfaat bagi  nusa dan bangsa.
Aku adalah GmnI, Kamu Adalah GmnI kita semua GmnI.
GmnI adalah kita.. apapun yang terjadi pada GmnI itu terjadi pada kita semua.. MERDEKA!!!!


 GmnI....Jaya...
Marhaen.......Menang
.....

http//darman-cibro.blog
dlcibro123@gmail.com
Sacrifice for the sake of darkness, or for D and so on ...?
http//darman-cibroblogspot
The ever-present life of questions about better or worse reality and illusion in the life of infinite love or merely a mere sacrifice, the torture in life for human maturity alone is all a question and answer. Coming without looking, silence or running will all be the same answer.
When trying to be better and become a meaningful person in life there is a coming slowly in my life accidentally but it becomes real in life when my life starts to tranquil and feel above D comes with a very extraordinary difference asking in my heart what is this different again .. ? I think he was watching longer and stealing the life of D from him how awake I was in sleeping that D was so perfect and so beautiful that I stole from D I never thought that I stole is not an antic it turns out a lump of gem that shimmer so eyes must be closed unable to eat it directly . I said "I will not take this precious thing out of my life" holding it tightly, getting more and more tightly held without giving her room to be stolen by others,
The longer the precious gem becomes more and more integrated with me and becomes the sole owner of a transient life, because I have a life in my life as long as it has been. For the sake of all valuables will be done to guard it "Is that true?
Certainly not human !!!
Why not, it's worth it is not it?
True man !!!
Continue?
Keep asking in life !!!
The question is so intriguing hearted is not it? But I have lived it during my life when felt anyone has realized the question above and the answer becomes mysterious in the course of life. It is true that the gems I have stolen are so valuable and always kujag asehingga be the sole owner of his existence has been recognized and the ownership is in my name. D is a valuable item that I have right yes, and I also keep it well and in return guard it I will be more luminous illuminated it is not fantasy just united in my life.
I'm not shining! But the thing that made the consideration between my and my apparatus must be separated from the masalalu I did not live. Why am I taking the shining gem out of my life? Because after trying to feel masalalu that I did not live so dark that can not see anything in a room so empty as choked because udarapun can not go into. By removing the gems at least can give space light and air into the vacuum and the dark room.
I unconsciously sacrificed the gem to make light and air enter the room. This incident made a right or wrong question I had made ...?
If I put the jewel inside the room to illuminate the darkness it would be true he would awake and still glow not necessarily, because the dust would cover the light and gradually the room was dark again. After I remove the gem is it true he kept his new owner? That's not necessarily the case either! Because not necessarily precious gems for me are not so valuable to others.

Jumat, 02 Juni 2017

BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM MANAJEMEN RISIKO

BEBERAPA ISTILAH PENTING DALAM MANAJEMEN RISIKO




       Dalam manajemen risiko ada beberapa istilah atau pengertian penting, yang perlu dipahami secara baik, untuk memudahkan kita dalam mempelajari ilmu ini, yaitu :

1.      Peril :
Peril adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian. Jadi merupakan kejadian / peristiwa sebagai penyebab langsung terjadinya suatu kerugian; misalnya: kebakaran, pencurian, kecelakaan dan sebagainya. Peril sering disebut juga bahaya, meskipun antara keduanya sebetulnya tidak persis sama.

2.      Hazard:
Hazard adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Jadi merupakan keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan sesuatu terkena peril. Contoh : jalan licin, tikungan tajam adalah merupakan keadaan dan kondisi jalan yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan di tempat tersebut.
Dengan demikian hazard lebih erat kaitannya dengan masalah kemungkinan dari pada dengan masalah risiko, meskipun hal itu merupakan faktor yang tidak dapat diabaikan dalam upaya penanggulangan risiko. Sebab hazard pada hakekatnya merupakan dasar / bahan dalam upaya mengestimasi besarnya kemungkinan terjadinya peril.
Ada beberapa macam tipe hazard, yaitu:

      a. Physical Hazard :   
         Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber dari karakteristik secara phisik dari obyek, baik yang bisa diawasi / diketahui maupun yang tidak. Kondisi ini biasanya dicoba diatasi (kemungkinannya diperkecil dengan melakukan tindakan-tindakan preventif. Misalnya: jalan licin, tikungan tajam yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan, dicoba diatasi dengan pemasangan rambu-rambu lalu lintas ditempat tersebut.
       b. Moral Hazard:
             Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan  terjadinya peril, yang bersumber pada sikap mental, pandangan hidup, kebiasaan dari orang yang bersangkutan. Jadi merupakan karakter pribadi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Contoh: pelupa, akan memperbesar kemungkinan terjadinya musibah / kerugian yang menimpa orang tersebut.
     c. Morale Hazard : 
              Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber pada perasaan hati orang yang bersangkutan, yang umumnya karena pengaruh dari suatu keadaan tertentu.
         Contoh         : Orang yang telah mengasuransikan dirinya, mobilnya dan telah merasa mahir pengemudi, maka karena merasa aman terhadap risiko, ia sembrono dalam mengemudikan mobilnya. Keadaan dan kondisi ini tentu akan memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan yang akan menimpanya.
     d. Legal Hazard :    
                Adalah perbuatan yang mengabaikan peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang berlaku (melanggar hukum), sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Misalnya : kebijaksanaan perusahaan yang melanggar / tidak memenuhi Undang-undang Tentang Keselamatan Kerja, akan memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja.
         Contoh         :           Para pekerja yang tugasnya memanjat (tukang cat, cleaning service) pada waktu melaksanakan pekerjaannya harus dilengkapi / memakai dengan ”sabuk pengaman”. Pekerja umumnya merasa terganggu bekerjanya bila memakai sabuk pengaman, maka banyak dari mereka yang tidak mau memakainya. Hal ini tentu memperbesar kemungkinan mereka mengalami kecelakaan kerja.

3.      Exposure:
         Adalah keadaan atau obyek yang mengandung kemungkinan terkena peril, sehingga merupakan keadaan yang menjadi obyek dari upaya penanggulangan risiko, khususnya di bidang pertanggungan.

4.   Kemungkinan/Probabilitas:
             Adalah keadaan yang mengacu pada waktu mendatang tentang kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Bagi pengelolaan risiko, terutama kemungkinan yang merugikan adalah merupakan hal yang harus dicermati. Karakteristik dan besarnya kemungkinan adalah hal yang menjadi perhatian utama dari perusahaan asuransi / penanggung.
      Besarnya probabilitas dapat diperhitungkan secara cermat dengan menggunakan teori probabilitas (lihat statistik), meskipun tidak tepat 100%, tetapi penyimpangan atau deviasinya dapat diminimumkan.
      Dalam suatu kontrak asuransi sebetulnya yang menjadi dasar pertimbangan para pihak adalah berbeda, dimana :
a.  Bagi perusahaan asuransi yang menjadi perhatian utama adalah masalah probabilitasnya, dimana besarnya probabilitas akan menjadi dasar utama penentuan besarnya premi dan dapat tidaknya pertanggungan diterima.
b.      Bagi tertanggung yang menjadi perhatian utama adalah masalah risiko atau ketidakpastiannya dalam mempertanggungkan suatu risiko atau tidak. Dimana makin besar risiko akan makin besar kemungkinan untuk mempertanggungkan.

5.      Hukum Bilangan Besar (The Law of The Large Numbers) :
   Adalah hukum yang berkaitan dengan peramalan besarnya kemungkinan terjadinya peril. Dimana : ”makin besar jumlah exposure yang diramalkan akan semakin cermat hasil peramalan yang diperoleh”.
Hukum ini pada hakekatnya menjadi dasar di bidang usaha perasuransian. Sebab dalam usaha perasuransian terjadi proses : dimana ketidakmungkinan peramalan kejadian terhadap kasus individu diganti dengan kemampuan untuk meramal kejadian / kerugian secara kolektif sejumlah besar kasus.
Itulah sebabnya mengapa perusahaan asuransi selalu berupaya untuk memperbanyak nasabahnya, agar peramalan terhadap kemungkinan peril yang diderita nasabah makin tepat.

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELAS XI SMKF ARJUNA LAGUBOTI KABUPATEN TOBASAMOSIR TAHUN 2017

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERAWATAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI KELAS XI SMKF ARJUNA LAGUBOTI KABUPATEN TOBASAMOSIR
TAHUN 2017


Oleh :
KORI AHANUM MARPAUNG
NPM. 14225



AKADEMI KEBIDANAN MITRA HUSADA MEDAN
TAHUN 2017




KATA PENGANTAR

          Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan rahmatnya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan Di Dusun VII Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang. Yang dimulai sejak tanggal 07 Februari-17 Februari 2017.
          Dari data Kepala Keluarga yang dilakukan dengan pendekatan dan pendataan di ambil dari satu data kepala keluarga yang memiliki skor prioritas masalah yang tertinggi untuk dijadikan keluarga binaan di Desa Bangun Rejo Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
          Dalam pembuatan laporan ini, penulis mendapatkan bimbingan dan arahan serta masukan dari beberapa pihak untuk mencapai penyelesaian laporan ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat, diantaranya :
1.      Drs. Imran Putra Surbakti MM, selaku Bapak Ketua Yayasan Yosyeba Akbid Mitra Husada Medan.
2.      Siti Nurmawan Sinaga,SKM,M.KES, selaku Ibu Direktris Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan.
3.      Misno selaku Bapak Kepala Desa & Bapak Suwarno selaku Kepala Dusun VI yang selalu memberikan perhatian dan bimbingan selama mengikuti praktek belajar lapangan di Desa Bangun Rejo.
4.      Kepada indung semang Ny. Sinar yang telah memberikan waktu dan tempat tinggal selama mengikuti praktek belajar lapangan.
5.                              , selaku dosen pembimbing dalam laporan Keluarga Binaan ini. Yang telah meluangkan waktu kepada saya untuk membimbing, memeriksa, dan memberikan dukungan dalam menyusun Laporan Keluarga Binaan ini hingga selesai.
6.      Seluruh staf dosen Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan yang telah banyak memberikan dukungan serta masukan dalam menyelesaikan laporan ini.
7.      Orang tua saya yang telah memberikan dukungan serta memberikan masukan dalam menyelesaikan laporan ini.
8.      Dan yang terakhir buat teman-teman satu kelompok dan satu posko yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan laporan keluarga binaan ini.

          Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan keluarga binaan ini karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan ini. Harapan penulis laporan keluarga binaan ini dapat bermanfaat banyak bagi setiap pembaca.

                                                                                                            Medan,   Februari 2017




                                                                                  Penulis



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
World Health Organization (WHO) menyebutkan 8-9% wanita akan menalami kanker paydara sebagai jenis kanker yan palin banyak di temui pada wanita. Pada setiap tahun lebih dari 250.000 kasus baru kanker payudara terdiadnosa di Eropa kurang lebih 175.000 di Amerika Serikat sedangkan pada tahun 2000 di perkirakan 1,2 juta wanita terdiagnosa kanker payudara dan lebih dari 700.000 meninggai karena kanker payudara. (Nina siti Mulyani,2013)
World heald organization (WHO) mengatakan kanker nomor dua terbanyak yang diderita wanita indonesia. Saat ini penyebar kanker payudara belum di ketahui secara pasti walaupun demikian,kaum wanita harus semakin waspada dengan menjahui faktor resiko sehingga dapat mengurangi resiko atau kemnkinan terkena kanker (Nisman,2011).
Kanker payudara adalah keganasan yang berasal dari kelenjar, salura kelenjar dan jaringan penunjang payudara tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara menduduki peringkat kedua setelah kanker mulut rahim. Bidan selalu berhubunan denan wanita dan berkewajiban untuk ikut serta menegakkan diagnosa dini kanker payudara dan menurunkan angka kematian karsinoma sekitar 40-50%. SADARI adalah usaha atau cara pemeriksaan payudara yang seca teratur dan sistimatik dilakukan oleh wanita itu sendri yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari program screening atau deteksi dini. (Romauli Suryati, 2016)
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendri tampa harus pergi kepetugas kesehatan dan tamapa harus mengeluarkan biaya. America cancer society dalam proyek skrening kanker payudara menganjurkan pemeriksaan SADARI. Walaupun tidak dijumpai keluhan apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan anka kematian sebesar 25-30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukanya minat dan kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta menjaga kualitas hidup untuk lebih baik (Nina Siti Mulyani,2015).
SADARI adalah pemeriksaan atau perabaan sendri untuk menemukan timbulnya benjolan abnormal pada payudara. Tujuan dilakukannya skrining kanker payudara adalah untuk medeteksi dini adanya kelainan pada payudara. SADARI hanya untuk mendeteksi dini adanya ketidak normalan pada payudara ,tidak utuk mencegah kanker payudara. Pemeriksaan payudara sendri sebaiknya dilakukan sebulan sekali. Para wanita yang sedang haid sebaiknya melakukan pemeriksaan pada hari ke-5 sampai ke-10 dari hari pertama haid,ketika payudara sedang mengendur dan terasa lunak. Pada wanita normal, American cancer sociely menganjurkan wanita yang berusia diatas umur 20 tahun untuk melakukan SADARI setiap tia bulan. Selain SADARI untuk deteksi din kanker payudara pada usia 35-40 tahun denga melakukan mamografi. Benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat terlihat mamografi, sedangkan untuk wanita di atas usia 40 tahun ditambah dengan melakukan pemeriksaan payudara dengan dokter ahli. (Marmi, 2013)
SADARI adalah cara sederhana menemukan kelainan payudara sendri sedini mungkin. (Ulfah Maria Kurnia Dewi, 2013)
Berdasarkan hasil survey awal dilakukan di SMKF Arjuna Laguboti, Masih banyak yang belum mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) oleh karena itu penulis juga melakukan wawancara pada beberapa remaja putri dan kebanyakan dari mereka banyak yang belum mengetahui lebih jenis dan belum pernah melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).
Berdasarkan hasil survey di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMKF Arjuna Laguboti Kabupaten Tobasamosir Tahun 2017.

1.2              Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti berkeinginan untuk mengetahui permasalahan tentang Bagaiman “Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendri (SADARI) Di SMKF Arjuna Laguboti Kabupaten Tobasamosir tahun 2017.
  
1.3        Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Umum
Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) di SMKF Arjuna Laguboti Kabuapten Tobasamosir Tahun 2017.
1.3.2    Tujuan Khusus
1.      Untuk mengetahui Gambaran Penetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Berdasarkan Umur.
2.      Untuk menngetahuai Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tenang Pemeriksaan Payudara Sendiri Berdasarkan Pengetahuan.
3.      Untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri Berdasarkan Sumber Informasi.

1.4              manfaat Penelitian
1.4.1        Manfaat Teoritis
1.      Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai dokumentasi dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa program study Kebidanan Mitra Husada Medan dalam melakukan penelitian selanjutnya.
2.      Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai tambahan pemasukan bagi tenaga kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.

3.      Bagi Peneliti
Sebagai saran belajar dalam mengaplikasikan ilmu yang telah di dapat selama kuliah untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan seta pengalaman dalam menyusun suatu karya tulis melalui suatu penelitian.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1       Pengertian
2.1.1    Pengertian SADARI
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah pemeriksaan payudara sendiri untuk dapat menemukan adanya benjolan abnormal. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sendiri tampa harus pergi kepetugas kesehatan dan tampa harus mengeluarkan biaya. American Cancer society dalam proyek skrening kanker payudara menganjurkan pemeriksaan SADARI. Walaupun tidak dijumpai keluhan apapun. Dengan melakukan deteksi dini dapat menekan angka kematian sebesar 25-30%. Dalam melakukan deteksi dini seperti SADARI diperlukannya minat dan kesadaran akan pentingnya kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidup serta menjaga kualitas hidup untuk lebih baik.(Nina Siti Mulyani, 2015).

2.2       Hakekat Pengetahuan
2.2.1    Defenisi Ilmu Pengetahuan
            Pengetahuan adalah merupakan hasil “Tahu” dan ini terjadi setelah oran mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai mengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh instensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Wawan, 2016)
2.2.2    Tingkat Pengetahuan
            Menurut ( Wawan, 2016), Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbenuknya tindakan seseorang (ovent behavior). lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu:
a.         Tahu  (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari dari sebelumnya, termasuk didalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, “Tahu” ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah . Kata kerja untuk mengukur bawah orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasikan dan sebagainya.
b.        Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan suatu kelompok untuk menjelaskan secara benar untuk objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang sudah paham terhadap objek atau materi harus dapat memjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya.
c.         Aplikasi (Aplikation)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yan sebenarnya.
d.        Analisa (Ananlisys)
Suatu kemampuan untuk menjelaskan suatu materi atau obje kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan ada kaitannya satu sama lain.
e.         Sintesis (Sintesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan meletakan atau menghubungkan bagaian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f.         Evaluasi (Evaluasi)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk meletakkan justifikasi atau penilaian suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

2.2.3 Cara Memperoleh Pengetahuan
1. Metode Non Ilmiah
a. Cara Coba Salah (Trias And Error)
     Cara yan pernah digunakan dalam memperoleh pengetahuan adalah coba-coba, cara ini telah dipakai sebelum adanya kebudayaan bahakan mungkin sebelumnya ada peradapan, cara ini dilakukan kemungkinan dalam memecahkan masalah. Dan apabila dengan cara ini tidaka berhasil dicoba kembali dengan  kemungkinan yang ketiga. Dan apabila gaal kembali dicoba kemungkinan yang keempa dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya masalah ini disebut metode Trial (coba) dan (Gagal/salah) atau metode coba salah/coba-coba.
b.  Cara Kekuasaan Otoritas
     Dalam kehidupan manusia sehari-hari banyak kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang. Kebiasaan diwariskan turun dari generasi kegenerasi berikutnya. Kebiasaan ini tidak terjadi pada masyarakat tardisional saja, melainkan terjadi pada masyarakat modren pada pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintah, toko agama, dan ahli ilmu pengetahan, Prinsip ini adalah orang alain menerima pendapat yan dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tamapah terlebih dahulu otoritas tampa lebih dahulu menguji atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan prakik empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yan menerima pendapat tersebut menganggap bahwa apa yang dikemukakannya adalah benar.
c.  Berdasrkan pengalaman pribadi
     Pengalaman adalah guru yang baik itulah kata pepatah, pengalaman pribadi adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.
d. Melalui Jalan pemikian
     Sejalan dalam perkembangan kebudayaan umat manusia, Cara berfikir manusia ikut berkembang, Darisini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
2. Metode Ilmiah
            Metode penelitian sebahai suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan adalah pemecahan masalah, Pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (1939), Metode ini adalah suatu cara untuk menerakan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran. Dengan demikian penelitian pada dasarnya merupakan proses penerapan metode ilmiah yan hasilnya adalah ilmu (kebenara).
Kriteria metode ilmiah terdiri dari:
1.        Berdasarkan fakta
Informasi atau keterangan yang akan diperoleh oleh penelitian, baik yan akan dikumpulkan maupun analisis hendaknya berdasarkan fakat-fakta atau kenyataan, bukan dari pemikiran sendri ataupun dugaan.
a.    Bebas dari prasangka
Penggunaan data atau penggunaan metode ilmiah hendakanya berdasarkan bukti yang lengakap atau objektif,bebas dari pertimbangan subjektif. Oleh karena itu harus bersifat bebas dari prasangka atau dugaan.
2.        Menggunakan prinsip analisi
Fakta atau data yang diperoleh melalui pengunaan metode ilmiah tidak hanya apa adanya. Fakta serta kejadian tersebut harus dicari sebab, akibat atau alasanya dengan menggunakan prinsip analisis.
a.    Menggunakan hipotesis
Hipotesis atau dugaan (Bukti) sementara dibutuhkan untuk memandu jalan pikiran kearah tujuan yan akan dicapai. Denga hipotesis penelitian akan dipadu jalan pikiranya kearah mana hasil penelitianya yang akan dianalisi.
b.    Menggunakan ukuran objektif
Pelaksanaan penelitian atau pengumpulan dan harus menggunakan ukuran-ukuran objektif. Tidak boleh dinyatakan berdasrkan pertimbangan
Subjektif (pribadi).

2.1.4        Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
1.      Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan sesenan terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan unuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.(Wawan, 2016) 
2.      Sumber informasi
Menurut notoadmojo (2016) media pendidikan kesehatn adalah alat bantu pendidikan, karena alat media tersebut merupakan alat saluran untuk mempermuda penenrimaan pesan-pesan bagi masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesa-pesan kesehatn, media ini dibagi menjadi menjadi 3 yakni:
a.    Media cetak
Media sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat berfariasi antara lain:
b.    Booklet
Ialah sebagai media yan menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, bauk lukisan maupun gambar.
c.    Leaflet
Adalah bentuk penyamapain pesan-pesan kesehatan melalui lembar yag dilipat. Isi informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar, atau kombinasi.
3.      Flayer
Seperti leaflet tapi tidak dalam bentuk lipatan.
a.    Flip Cart (lembar balik)
Media penyamapian pesan informasi kesehatn dalam bentuk lembar balik. Biasanya dalam bentuk buku, dimana disetiap lembar atau halam berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi kalimat sebagai pesan atau iformasi berkaitan dengan gambar tersebut.
b.    Poster
Adalah bentuk media cetak berisi pesan-pesan atau informasi kesehatan yan biasa ditempelkan di tembok-tembok dan kendaran umum.
4.      Media Elektronik
Sebagai sarana untuk penyampain pesan-pesan atau informasi kesehatan dan jenisnya berbeda-beda antar lain:
a.       Televisi
Adalah penyamapain pesan atau informasi kesehatn melalui media televisi dapat dalam bentuk sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya jawab sekitar masalah kesehatan.
b.      Radio
Penyamapain informasi  atau pesan informasi kesehatan melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam antara lain onrolan,(Tanya jawab, sandiwara, radio, ceramah).
c.       Vidio
Penyampain pesean-pesan informasi kesehatn dapa melalui vidio.
d.      Media Papan
Papari (bill board) yang dipasang ditempat-tempat umum dapat dipakai dan diisi dengan pesan-pesan yang ditulis pada lembara seng ditempel pada kendaraan umum.

2.1.5        Hakekat Remaja
            Remaja adalah masa transisi yang mencakp kematangan mental,emosional,sosia dan fisik. Masa remaja mereka yang bersia 10-19 tahun. Masa remaja adalah mereka yang meninggalkan masa kanak-kanakyang penuh dengan ketergantungan dan menuju masa pementukan tanggu jawab. Perubahan fisik dalam masa remaja merupakan hal yang sangat penting dalam kesehatan produksi, karena dalam masa ini terejadi pertumbuhan fisik yang sangat cepat untk mencapai kematanga , termasuk organ-organ reproduksi sehingga mampu melaksana fungsi reproduksinya (Marmi,2013).

2.2              Tahap perkembangan remaja
Tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati tahapan berikut:
a.    Masa remaja awal atau dini (11-13 tahun).
1.    Lebih dekat dengan teman sebaya
2.    Ingin bebas
3.    Mulai berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
b.    Masa remaja pertengahan umur (14-16 tahun)
1.    Mencari identitas diri
2.    Timbul keinginan ingin berkencan
3.    Berhayal tentang seksual
4.    Mempnyai rasa cinta yang mendalam
c.    Masa remaja lanjut umur 17-20 tahun
1.    Mampu berfikir abstrak
2.    Lebih selektif dalam mencari teman sebaya
3.    Mempunyai citra jasmani dirinya
4.    Dapat mewujudkan rasa cinta
5.    Pengungkapan kebebasan sendiri


2.3         Aspek Perubahan Pada Remaja
2.3.4   Perubahan fisik remaja
Munculnya tanda-tanda seks primer seperti terjadi haid yang pertama (Menarche) pada remaja perempuan dan mimpi basa pada remaja laki-laki.
1.    Pada remaja pria
a.    Tmbuhnya jakn
b.    Penis dan buah jakar berkembang
c.    Terjadinya ereksi dan ejakulasi
d.   Suara bertambah besar
e.    Dada lebih besar dan berotot
f.     Tumbuh kumis diatas bibir
g.    Jambang dan rambuut disekitar kemaluan dan diketiak
2.    Pada remaja perempuan
a.    Pinggul melebar
b.    Pertumbuhan rahim dan vagina
c.    Tumbbuh rambut disekitar kemaluan dan ketiak
d.   Payudara membesar
2.3.5   Perubahan pisikologis
Proses perubahan kejiwaan berlangsung lebih lamat dibandingkan perubahan fisik yang meliputi:
a.    Perubahan emosi,sehingga remaja menjadi sensitive (mudah menangis, cemas, Frustasi dan tertawa). Agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan luar yang berpengaru sehingga misalnya mudah berkelahi.
b.    Perkembangan intelegensia, sehingga remaja menjadi:
1.    Mampu berfikir abstrak , senang memberikan kritik
2.    Ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku ingin mencoba-coba (marmi,2013).

2.4              Deteksi Dini Kanker Payudara (Pemeriksaan Payudara Sendiri)
2.4.1        Cara melakukan Perawatan Payudara Sendiri (SADARI)
Menurut Marmi,( 2013:) ada beberapa cara dalam melakukan SADARI yaitu:
a.    Mulailah dalam mengamati payudara di depan cermin dengan bahu lurus lengan dipinggang. Dalam pemeriksaan ini yang harus diamati adalah bentuk payudara berupa tanpa kita sadari. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah bentuk payudara berkerut,cekung kedalam, atau menonjol kedepan karena adanya benjolan. Puting yang brubah posisi dimana seharusnya menonjol keluar , malahan tertarik kedalam dengan warna memerah, kasar dan terasa sakit.
b.    Setelah itu diangkat kedua tangan untuk melihat apakah adanya kelainan pada kedua payudara, kembai amati perubahan warna,tarikan, tonjolan, kerutan, perubahan puuting susu atau permukaan kulit menjadi kasar.
c.    Sementara masih didepan cermin, tekan puting susu apakah ada cairan yang keluar (berupa cairan seperti susu, knung , atau darah). Kemudian berbaringlah dengan tangan kanan dibawah kepala, tetap dibawah bahu, letakkan sebuah bantal kecil untuk mengganjal. Raba payudara kanan untuk merasakan perubahan yang ada dipayudara sebelah kanan, lakkan sebaliknya, tekan secara halus dengan jari-jari secara datar dan serentak. Selubungi payudra dengan jari dari atas sampai kebawah,dari tulang selangka kebagian atas perut, dari ketiak keleher bagian bawah. Ulangi pola sehingga yakin bawah seluruh payudara telah tercover.
d.   Selanjutnya lakukan pada bagian putting, buat lingkaran yang makin lama makin besarsehingga mencapai seluruh payudara. Menggunakan jari, buatlah gerakan keatas dan kebawah berpindah secara datar ata mrnyamping seperti sedang memotong rumput,rasakan seruruh bagian payudara dibawah kulit dengan rabaan enggan sedikit tekanan.
e.    Trakhir rasakan payudara ketika sedang erdiri atau sedang duduk. Bagi kebanyakan wanita, paling mudah untuk merasakan ketika payudara sedang banyak dan licin sehingga waktu yang paling cocok adalah ketdang mandi dibawah shower. Lakukan perabaan seperti langkah ke-4 dan yakinlah ahwa seluruh payudara tercover oleh perabaan tangan.
f.     Berbaring terlentang dengan bantal yang diletakkan dibawah bahu kiri, sedangkan tangan kiri diletakkan ke atas dan telusurilah payudara kiri dengan menggunakan jari-jari tanagan kanan. Dalam hal itu penyusuran payudara dilakukan oleh jari-jari tangan kiri (Marmi, 2013).

2.4.2        Manfaat Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Deteksidini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk mengetahuai secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendri melalui pemeriksaan secara benar.

2.4.3        Tujuan Pemeriksaan Payudara Sediri (SADARI)
a.       SADARI hanya mendeteksi secaa dini kanker payudara, bukan uuntuk mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker payudara dpat dideteksi pada stadim awal sehingga pengobatan dini akan memperpanjang harapan hidup lebih lama.
b.      Menurunkan angka kematian penderita kamker payudara karena kanker payudara yang ditemukan pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1       Jenis Dan Desain penelitian
3.1.1    Desain Penelitian
Desain penelitian ini adalah cross sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atauu resiko dan variabel terikat ata sebab, terikat atau sebab, akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

3.1.2        Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang menggambarkan pengetahuan Remaja Putri Tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

3.2              Kerangka Konsep
3.2.1        Pengertian kerangka konsep
Kerangka konsep adalah abstraksi yang terbaik dengan mengeneralisasikan suatu penelitian. Kerangaka konsep penelitian ini adalah suat hubungan atau kaitan antara konsep-konsep variael atau variabel yang diamati yang dapat di ukur. Konsep dapat diamati atau konstruk, atau dapat di kenal dengan variabel (Notoadmodjo, 2012).



3.2.2        Bagian kerangka konsep
Variabel indevendent                                         Variabel dependent
          Karakteristik Remaja

·      Pengetahuan
·      Sumber
·      Informasi

·         Pemeriksaan
·         Payudara sendiri
(SADARI)
 



Berdasarkan kerangkaa konsep diatas yang menjadi variabel bebas (independent) adalah pengetahuan, dan sumber informasi. Sedangkan variabel terikat (Devendent) adalah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

3.3        Devenisi Oprasional
No.
Variabel
Defenisi oprasional
Alat ukur
Hasil ukur
skala
1.
Pengetahuan
Segala hasil tahu remaja putri yang diketahui oleh remaja putri tentang SADARI. Khususnya tentang:
-Remaja
-SADARI
-Kanker payudara
Kuesionera.
a.Baik bila sabjek mampu menjawab dengan benar 76-100%
b. Cukub bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75%
c. Kurang bila subjek mampu menjawab dengan benar 40%-55% dari seluruh pertanyaan
a. Media cetak
b.Media elektronik
c.Lingkugan
d.Tenkes
Ordinal
2.
Sumber informasi
Segala sesuatu yang menjadi perantar dalam menyampaikan informasi
Kuesioner

Nominal
                                                

3.3    Populasi, Sampel, dan Tekhnik Sampling
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penilaian ini adalah seluruh populasi Remaja Putri berjumlah 50 orang.

3.3.2 sampel
            Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karalteristik yang dimiliki oleh populasi. Sampel yang diambil yaitu seluruh populasi Remaja Putri (A. Aziz Alimul Hidayat, 2011).
3.3.3  Tekhnik Sampling
Tekhnik Sampling ini merupakan suatu proses seleksi sampel yang digunakan dalam penelitian dari populasi yangada,sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah Total Sampling.


3.4         Instrumen Penelitian
Pengukuran diukur dengan menggunakan kuesioner sebanyak 20 pertanyaan, jawaban benar diberi sekor 1, sehingga nilai maksimal 1 X 20 = 100, dan jawaban yang salah diberi sekor = 0, sehingga nilai maksimum 0 X 20 = 0.
Berdasarkan jumlah nilai yang diklasifikasikan dalam 3 kategori, yaitu :
1.      Pengetatuan baik : Apabila jawabanresponden yang benar 16-20 (76-100%)
2.      Pengetahuan cukup : Apabila jawaban responde yang benar 11-15 (51-100%)
3.      Pengetahuan kurang: Apabila jawabanresponden yang benar 0-10(<50%)
Rumus yang digunakan :

P = F/NX 100%
 


Keterangan
P : Presentase
F : Jumlah
N : Jumlah soal



3.5         Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara penelitian untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan. Sebelum melakukan pengumpulan data, perlu dilihat alat ukur pengumpulan data agar dapat diperkuat hasil penelitian. Sebelum menandatangani, responden terlebih dahulu meminta persetujuan dari kepala sekolah dengan menganjurkan surat izin yang diperoleh dari institusi DIII Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan.

3.6         Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian digunakan sebagai tempat penelitian adalah SMKF Arjuna Laguboti kabupaten tobasamosir dikarenakan jumlah populasi mencukupi untuk dijadikan sampel. Tempat penelitian juga tidak jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga tertarik untuk melakukan penelitian ditempat tersebut dan juga masih banyak remaja putrid yang kurang pengetahuan tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI).

3.7    Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dilakukan di SMKF Arjuna Laguboti Kabupaten Tobasamosir



















Real human

Hidup tanpa pernah merasa puas, selalu merasa kurang dan teramat menyedihkan menjatuhkan orang lain tanpa berfikir demi kepuasan, yang seben...